Sabtu, 3 Mac 2012

Indahnya hidup ini..!

Ada banyak ukuran dan gambaran yang dibayangkan oleh setiap orang ketika meresapi kalimat "indahnya hidup ini". Sebagai contoh, ada yang mengenang zaman kecil mereka dengan kesempatan untuk menikmati canda tawa bersama teman-teman kala bermain dengan penuh kebebasan dan keriangan, akan mengatakan masa kanak-kanak adalah kenangan hidup terindah. Sebaliknya, ada yang mengalami pengalaman menyakitkan sewaktu masa tersebut akan berbicara lain. Mungkin ia akan bercerita tentang kepahitan dan buruknya kenangan hidup ini.


Walaupun ada pelbagai contoh lain lagi yang dapat dipilih untuk menggambarkan “indahnya hidup ini”, tapi mari kita cukupkan dengan contoh tersebut untuk sedikit memahami topik ini. Ada banyak idea dan realiti mengenai hidup ini. Kita tidak dapat memastikan jawapannya dengan memuaskan semua mata dan telinga. Sebab, kenyataannya sebuah sisi indah berkaitan erat dengan sebuah sisi buruk. Dua dimensi hidup yang semestinya dialami oleh setiap orang. Berbeza namun tidak terpisahkan.


Dalam fikiran dan kenyataan kita masing-masing terdapat banyak hal ataupun peristiwa yang menampakan indahnya hidup ini. Mari kita sesaat cuba mengingat hal-hal seperi ini…tentang sebuah pagi indah yang acapkali kita lupakan, matahari yang seolah-olah menenggelamkan diri dibatas pandangan kita, tentang titik-titik air yang dititiskan awan, indah pelangi sehabis hujan, hijaunya bukit dan pegunungan kita, selimut kabut yang menutup lembah, lautan biru yang tenang dan sesekali menakutkan kita oleh gelombang dan gemuruhnya, pelbagai makhluk hidup yang mendiami dan menghiasi dunia bawah air dalam melengkapi kehidupan yang menakjubkan, hutan tempat sejuta kehidupan lainnya, indah kupu-kupu bersama bunga-bunga di taman, kicau riang burung-burung, dan banyak lagi keindahan yang tiada habis terungkapkan oleh kita dengan sempurna tanpa melihat kesempurnaan yang melekat di dalamnya, Selaras dengan keindahan hidup, dalam fikiran dan kenyataan buruknya hidup ini juga terlihat jelas di mata dan hati nurani kita.


Bagaimanakah seterusnya kita dapat membuka hati untuk melihat kedua sisi yang erat dalam hidup ini…?


Setiap orang hanya mungkin menjawabnya dengan sebuah kebenaran yang ikhlas, jika ia terlebih dahulu memiliki  muhasabah mendalam terhadap makna kehidupan sebagai manusia. Iaitu titik kehidupan yang berbeza kedudukan dalam "dunia binatang" yang liar dan kebebasan.
 

Inti kehidupan yang patut direnungkan dalam anarkinya zaman ini yang haus dengan individualistik. Orang –orang yang begitu bergelora untuk memuaskan nafsu dan keegoaan diri.


Renungan diri atas hidup adalah pedang untuk membelah keindahan dan keburukan. sebuah pedang muhasabah terhadap hidup yang telah dipengaruhi dan mempengaruhi bagi pembentukan watak serta karektor asli sebagai manusia yang mulia. Tanpa pengenalan akan sebuah perenungan yang mendalam, kita hanya akan melahirkan kehampaan hati dan derita. Hidup yang tanpa makna.
 

Banyak persoalan menjadi penyebab kesalahan-kesalahan yang kemudian menumpuk menutup pandangan hidup yang bernilai dan bermartabat tinggi. "No way to see the future", tiada jalan untuk melihat jauh ke hadapan. Penglihatan hari esok yang indah dan penuh rahmat terhalang oleh tumpukan sampah kehidupan yang kita tinggalkan sesuka hati. Tidak ada jalan kerana jalan sudah tertutup oleh kotoran sikap dan perbuatan yang najis dihadapan Ilahi. Tidak pernah akan kita temui jalan menuju tujuan jika sebagai muslim, kita tidak mengenal dan menguasai secara baik jalan tersebut.


Jalan hidup kita adalah jalan-jalan yang penuh dengan pesan serta nasihat para salafusoleh. Jalanan tempat kita lalui tidak seperti jalanraya yang mudah dan tetap untuk dilalui. Oleh itu, renungan untuk mengungkapkan indahnya perjalanan kita dalam dunia yang sementara kita diami  ini adalah muhasabah yang sangat mendalam, yang tidak terungkap, namun mengukuhkan kehidupan kita. Sebuah perenungan terhadap hidup yang dianugerahkan atau diberikan sebagai keajaiban oleh Dia, Sang Pencipta. Jangan sangsikan!


Jangan pernah berdalih dari kenyataan ini, meskipun arus jalanan cenderung memilih logik akal dan rasional yang menyamarkan aspek hubungan kehidupan antara Pencipta dan ciptaan-Nya.


Wallahu`alam.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan