Selasa, 11 Disember 2012

Misteri alam kubur..!

Jika kita memasuki daerah perkuburan dan melayangkan pandangan pada kubur-kubur yang tersusun rapi, maka kita akan mendapati keheningan dan sunyi yang berpanjangan. Tidak terdengar sedikit pun suara, walaupun ramai yang tinggal di situ. Kubur-kubur yang disusun rapat, padahal ketika hidup, mereka tinggal berjauhan, tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. Ada anak kecil yang masih menyusu, ada orang kaya, ada juga orang miskin. Ada orang yang tua renta, dan ada pula anak muda. Namun, apakah gerangan yang terjadi pada mereka? Banyak di antara kita tidak mengetahui Misteri Alam Kubur.


Oleh kerana itu, kali ini saya akan mengajak kita untuk menjelajahi alam kubur sebagaimana yang telah dikhabarkan oleh Rasulullah saw berdasarkan wahyu dari Allah swt, bukan dari berita tahyul yang dibuat-buat oleh manusia.

Al-Barra’ bin `Azib-ra berkata, “Kami pernah mengiringi jenazah seorang dari sahabat ansar. Tatkala kami tiba di kuburan, ternyata penggalian lahad belum selesai. Akhirnya Rasulullah saw duduk menghadap kiblat, dan kami pun duduk di sekelilingnya. seolah-olah ada burung di atas kepala kami yang hinggap kerana dalam keadaan diam dan tenang. Rasulullah saw memegang kayu yang Baginda saw pukulkan ke tanah.Baginda saw memandang ke langit lalu memandang ke tanah, lalu mendongakkan kepala Baginda saw dan menundukkannya tiga kali.

Kemudian Baginda saw bersabda, “Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa kubur”. Diucapkan dua atau tiga kali. Kemudian Rasulullah bersabda, Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari azab kubur” sebanyak tiga kali. Kemudian bersabda lagi, “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila meninggal dunia dan menghadapi Akhirat, maka turunlah para malaikat dari langit. Wajahnya putih seakan-akan di wajah mereka itu matahari. Mereka membawa kain kafan di antara kafan-kafan syurga dan hanuth (pewangi) diantara pewangi syurga hingga mereka duduk dari tempat yang jaraknya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepalanya lalu dia berkata, “Wahai jiwa yang baik (dalam sebuah riwayat: yang tenang) keluarlah menuju kepada ampunan Allah dan keredhaan Nya”.

Rasulullah bersabda, “Maka keluarlah roh itu mengalir seperti titisan air dari wadahnya, lalu malaikat itu mengambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangan malaikat maut sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkan di dalam kafan dan pewangi tersebut. Maka itulah makna firman Allah swt, “Dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami; dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajipannya” . (QS. Al An’am:61)

Semerbak bau wangi seperti kasturi paling wangi yang di dapati di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melintaskan roh itu di hadapan sekumpulan para malaikat melainkan para malaikat itu mengatakan, “Siapakah roh yang wangi ini?” Mereka menjawab, “Fulan bin Fulan”. Disebut dengan nama-nama terbaik yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk roh itu. Maka dibukakan untuk mereka. Lalu para malaikat muqarrabun dari semua sisi langit itu menghantarkannya sampai ke langit yang berikutnya hingga berakhir di langit yang ke tujuh. Maka Allah swt berfirman, “Tulislah untuk hamba Ku di `Illiyyin.

“Tahukah kamu apakah `Illiyyin itu? (iaitu) Kitab yang bertulis. Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)”. (QS. Al-Muthoffifin: 19-21).

Maka ditulislah kitabnya di Illiyyin. Kemudian Allah berfirman lagi, “Kembalikanlah ia ke bumi. sesungguhmya Aku berjanji kepada mereka bahawa dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka ia dikembalikan ke bumi dan dikembalikan rohnya itu ke dalam jasadnya.

Kata Baginda saw, “Sesungguhnya ia mendengar bunyi alas kaki orang-orang yang menghantarnya, apabila mereka pulang meninggalkannya. Lalu ia didatangi oleh dua malaikat yang keras herdikannya seraya mengherdiknya dan mendudukkannya. Lalu kedua malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Robbmu?” Maka ia menjawab, “Robbku adalah Allah”. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Agamaku Islam”. Lalu keduanya bertanya lagi, “Siapakah orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia menjawab, “Beliau adalah utusan Allah”. Lalu keduanya bertanya lagi kepadanya, “Apakah amalanmu?”Dia menjawab, “Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman kepadanya, dan membenarkannya” . Lalu malaikat itu bertanya lagi, “Siapa Robbmu? dan apa agamamu? dan siapa nabimu?” Itulah akhir fitnah (ujian) atau pertanyaan yang diajukan kepada seorang mukmin. Maka itulah makna firman Allah swt, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (QS.Ibrahim: 27)


Lalu ia menjawab, “Robb ku adalah Allah; agamaku Islam, dan nabiku adalah Muhammad saw”. Maka ada Penyeru (Allah) yang menyeru dari langit dengan mengatakan, “Telah benar hamba Ku. maka bentangkanlah permadani dari Jannah (syurga) dan kenakanlah untuknya dari pakaian Jannah, serta bukakanlah untuknya pintu ke Jannah”. Lalu sampai kepadanya hawa jannah dan bau wanginya, dan diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang lelaki yang tampan wajahnya bagus pakaiannya, dan wangi baunya, lalu orang itu mengatakan, “Berbahagialah dengan apa yang membuatmu senang dan berbahagialah dengan keredhaan dari Allah swt dan Jannah yang di dalamnya ada nikmat-nikmat yang abadi. Ini adalah hari yang dijanjikan kepada engkau”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “Engkau telah diberi khabar gembira oleh Allah dengan kebaikan, siapakah engkau ini? wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kebaikan”. Orang itu menjawab, “Aku adalah amalanmu yang soleh. Demi Allah tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau orang yang bersegera melakukan ketaatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terbaik”.


Kemudian dibukakanlah untuknya pintu Jannah dan pintu neraka. Lalu dikatakan kepadanya, “Inilah tempat tinggalmu jika engkau derhaka kepada Allah. Kemudian Allah menggantikanmu dengan yang itu (Jannah)”. Saat ia melihat apa yang ada di dalam Jannah, ia mengatakan, “Ya Robbi, segerakanlah datangnya hari Kiamat agar aku pulang lagi kepada keluargaku dan hartaku”. Lalu dikatakan kepadanya, “Tenanglah”.


Baginda saw terus bersabda , “Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam sebuah riwayat, “yang derhaka” ) apabila ia meninggal dunia dan menghadapi Akhirat, turunlah kepadanya para malaikat dari langit yang keras lagi kejam lagi berwajah hitam-hitam. Mereka membawa pakaian kasar dari neraka. lalu mereka duduk dari tempatnya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepalanya lalu ia berkata, “Wahai jiwa yang jelek! Keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya! ” Maka tercerai-berai roh itu di dalam jasadnya, kemudian dicabut seperti dicabutnya besi berduri (banyak cabangnya) dari bulu yang basah lalu tertarik putus bersamanya urat-urat dan pembuluhnya. Kemudian ia dilaknat oleh setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan semua malaikat yang ada di langit; ditutuplah pintu-pintu langit. Tidak ada di antara malaikat penjaga pintu itu, kecuali mereka memohon kepada Allah agar roh itu jangan dinaikkan melalui tempat mereka.


Lalu malaikat maut mangambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkannya di dalam kafan tersebut. Maka keluarlah dari roh itu bau busuk seperti bangkai paling busuk yang didapati di muka bumi. Kemudian mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan roh itu di hadapan sekumpulan para malaikat, melainkan para malaikat itu mengatakan, “Siapakah roh yang sangat busuk ini?” Mereka menjawab, “Fulan bin Fulan”. Disebut dengan nama-nama terburuk yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia hingga mereka sampai di langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk roh itu. Namun tidak dibukakan untuknya.


Kemudian Rasulullah saw membaca ayat, “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langitdan tidak (pula) mereka masuk syurga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS. Al-A’raf:40)


Allah berfirman, “Tulislah kitabnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah”. Kemudian Allah berfirman lagi, “Kembalikanlah ia ke bumi. Sesungguhmya Aku berjanji kepada mereka bahawa dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka dilemparkan roh dari langit dengan lemparan yang membuat roh itu kembali ke dalam jasadnya.


Kemudian Rasulullah saw membaca, “Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”. (QS. Al-Hajj: 31)


Lalu dikembalikan roh itu ke dalam jasadnya. Kata Baginda saw, “Sesungguhnya ia mendengar bunyi alas kaki orang-orang yang menghantarkannya apabila mereka pulang meninggalkannya. Lalu ia didatangi oleh dua malaikat yang keras herdikannya, lalu keduanya mengherdiknya dan mendudukkannya.

Kemudian kedua malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Robbmu?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu”. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Haah hah, saya tidak tahu”. Lalu keduanya bertanya lagi, “apa kata mu tentang orang yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan kepadanya, “Muhammad!?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu saya mendengar orang mengatakan begitu”. Lalu dikatakan kepadanya, “Engkau tidak tahu, dan tidak membaca?”


Maka ada penyeru (Allah) yang menyeru dari langit dengan mengatakan, “Dia dusta. Maka bentangkanlah permadani dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu ke neraka”. Lalu sampailah kepadanya panas neraka dan hembusan panasnya.


Disempitkan kuburnya hingga bertautlah tulang rusuknya kerananya. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat, didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang lelaki yang buruk wajahnya buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lalu orang itu mengatakan, “Aku kkabarkan kepadamu tentang sesuatu yang membuatmu menderita. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “Engkau telah diberikan khabar buruk oleh Allah”. Siapakah engkau ini? Wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan kehinaan”. Orang itu menjawab, “Aku adalah amalanmu yang buruk. Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau adalah orang yang berlambat-lambat dari melakukan ketaatan kepada Allah dan bergegas kepada kemaksiatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terburuk”. Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, tuli lagi bisu dengan membawa sebuah palu besar di tangannya! Jika palu itu dipukulkan kepada gunung, tentu gunung itu menjadi debu. Maka orang itu memukulkan palu itu kepadanya hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah mengembalikannya lagi seperti semula. Lalu orang itu memukulnya sekali lagi hingga ia memekik keras dengan teriakan yang dapat didengar oleh segala yang ada, kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu neraka untuknya dan dibentangkan permadani dari neraka. Maka ia berkata:”Ya Robbi! janganlah Engkau datangkan hari kiamat itu!” (Abu Daud dalam Sunan-nya (4753), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (107), Ath- Thoyalisiy dalam Al-Musnad (753), dan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (12059). Hadis ini di-sahihkan oleh Syeikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (1630))


Demikianlah perjalanan kita kali ini. Semoga dapat menjadi nasihat bagi kita sebagai calon penghuni kubur yang akan segera menyusul orang-orang yang ada dalam liang lahad. Maka persiapkanlah iman dan amal soleh kita dengan mempelajari agama kita ini sehingga kita menjadi orang-orang yang selamat dari herdikan malaikat, dan himpitan kubur yang gelap.

Ingatlah dunia dan umur kita singkat... !!



Rabu, 14 November 2012

Berkatalah baik atau diam...!






Pada suatu saat ketika Rasulullah saw sedang bertawaf di Kabah, seorang lelaki bernama Fudholah bin Umair bermaksud hendak membunuh Baginda saw. Ia menyelinap dalam rombongan orang-orang yang bertawaf dan mendekati Baginda saw. Saat ia sudah berada dekat di samping Rasulullah saw dan mempunyai peluang untuk membunuh Baginda saw, tiba-tiba ia terkejut saat Rasulullah saw memandangnya.

Kemudian Rasulullah saw menoleh kepadanya saat ia sedang bertawaf, dan beliau berkata, “Wahai Fudholah, apa yang engkau bicarakan dengan hatimu?”

Fudholah menjawab, “Wahai Rasulullah, saya bertawaf. Saya mengingat Allah.”

Lalu Rasulullah diam dan melanjutkan tawafnya. Fudholah mengikutinya untuk kedua kalinya dan berjalan dengan tawaf di belakang Rasulullah.

Tidak berapa lama, Rasulullah menoleh lagi kepadanya dan berkata, “Apa yang engkau bicarakan dengan hatimu?”

Sesungguhnya Rasulullah saw tidak pernah menyembunyikan senyumannya kepada siapapun, termasuk orang yang berniat untuk membunuh Baginda saw. Seorang lelaki yang penuh dengan kebencian dan ingin membunuh, Rasulullah menoleh kepadanya dan memandangnya dengan tersenyum. Saat pertama kali, memandangnya dengan tersenyum. Saat kedua, memandangnya juga dengan senyuman.

Fudholah menjawab, “Wahai Rasulullah, saya mengingat Allah dan bertawaf.”

Rasulullah tersenyum dan melanjutkan tawafnya. Lalu lelaki itu mengikutinya.

Ketiga kali, Rasulullah menoleh kepadanya dan berkata, “Wahai Fudholah, apa yang engkau bicarakan dengan hatimu?”

Fudholah menjawab, “Wahai Rasulullah, aku mengingat Allah.”

Kemudian Rasulullah menoleh kepadanya.

Apakah kita tahu erti “menoleh kepadanya”?. Disebutkan di dalam sirah Nabi, antara budi pekerti Rasulullah bahawa kalau Baginda saw menoleh, ertinya Baginda saw menoleh dengan seluruh badannya.

Rasulullah menoleh kepadanya dan lalu meletakkan tangan beliau di dada lelaki itu. Dada yang penuh dengan kebencian dan kemarahan. Ia menyembunyikan pisau di badannya.

Ketika Rasulullah saw meletak tangan suci Baginda saw di dadanya, Fudholah berkata, “Demi Allah. Saat ia meletakkan tangannya di dadaku, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang paling aku benci melebihi dirinya. Namun setelah ia mengangkat tangannya dari dadaku, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang paling aku cintai melebihi dirinya.”

Selama hidup ini, kita banyak menemui orang-orang yang mewarisi perwatakan seperti Fudholah. Mereka ada di tengah-tengah masyarakat yang kita hidup ini. Akan tetapi, dada-dada mereka selalu sangat memerlukan orang-orang yang mewarisi perwatakan Rasulullah saw untuk menghilangkan sifat-sifat tercela dari dada-dada mereka yang penuh kemarahan dan kebencian.

Mereka yang mewarisi watak Fudholah menunggu muslim yang mampu mewarisi watak Rasulullah saw.
Berapa ramai yang menyakitiku ketika aku mendengar sebahagian dari kaum muslimin berbicara dan berkata, “Saat ini banyak ditemui para pendakwah yang berkata dengan kelembutan dan kedamaian, berkata dengan budi pekerti dan kasih sayang. Ini fenomena baru telah muncul yang ingin menggantikan jihad.”

Inilah bentuk jihad yang kita perlukan saat ini. Di sini, dalam masyarakat kita. Kerana sesungguhnya kita perlu untuk berjihad kepada hati yang di dalam dada, hingga kita mampu menundukkannya. Sampai kita mampu mendidiknya. Sampai kita boleh meninggikannya ke langit. Supaya kita mampu untuk memberikan pertolongan kepada siapa saja yang hidup di muka bumi ini.

Inilah yang dimaksud kalam Baginda, Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda, “Berkata kalimat yang baik adalah sedekah”

Saat ini dengarkan orang-orang yang berkata, “Berkata kalimat yang baik adalah sia-sia.” Baiklah, kami hormati. Akan tetapi rujukan dan contoh tauladan kita tetap pada Rasulullah saw yang berkata bahawa berkata kalimat yang baik adalah sedekah. Saya tidak mampu meninggalkan perkataan Rasulullah dan mengambil perkataan orang lain.

“Berkata kalimat yang baik adalah sedekah”
                              

Khamis, 18 Oktober 2012

Rantaian doa dalam hidup seorang gadis...!


Doa yang di panjatkan ketika masih gadis...

“Ya Allah kurniakan aku calon suami yang baik dan yang soleh. Berikan padaku suami yang dapat ku jadikan imam dalam keluargaku.”



Doa yang di panjatkan ketika selesai akad nikah...
“Ya Allah anugerahkan padaku anak yang soleh dan solehah, agar mereka dapat mendoakanku ketika aku mati nanti dan menjadi salah satu amalanku yang tidak pernah putus.”



Doa yang di panjatkan ketika anak-anak lahir...
“Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah yang baik amalan Islamnya walaupun mahal, kurniakan aku rezeki untuk itu ya Allah….”



Doa yang di panjatkan ketika anak-anak sudah mulai bersekolah...
“Ya Allah….. jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat berakhlak Islamik, agar dia mampu khatam Al Quran pada usia muda.”



Doa yang di panjatkan ketika anak-anak sudah beranjak remaja...
“Ya Allah jadikan anakku ini bukan pengikut arus modenisasi yang membimbangkanku. Ya Allah aku tidak ingin ia mendedahkan auratnya, kerana dia ibarat buah yang sedang ranum.”



Doa yang di panjatkan ketika anak-anak menjadi dewasa...“Ya Allah mudahkanlah jodohnya, berilah jodoh yang soleh pada mereka dan baik serta sesuai setara dengan keluarga kami.”



Doa yang di panjatkan ketika anak-anak bernikah... 
“Ya Allah jangan kau putuskan talian darah ibu dan anak ini, aku takut kehilangan perhatiannya dan takut kehilangan dia kerana dia akan ikut pasangannya.”



Doa yang di panjatkan ketika anak-anak akan bersalin...“Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama pemberianku pada cucuku, kerana aku ingin memanjangkan kebaikan dan wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku ini.”



Ketika seorang wanita memanjatkan doa-doa itu, mereka membayangkan Allah swt tersenyum dan berkata....


“Engkau ingin suami yang baik dan soleh,  sudahkah engkau sendiri baik dan solehah...? Engkau ingin suamimu menjadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik...?”


“Engkau ingin anak yang solehah, sudahkah itu ada padamu dan pada suamimu. Jangan ego begitu…… mana mungkin engkau ingin anak yang solehah hanya kerana engkau ingin mereka mendoakanmu. Tentulah jika mereka menjadi solehah, ia adalah dari kurniaan Ku, dan aturan yang mereka ikuti haruslah melalui aturan Ku.”


“Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah yang baik amalan Islamnya, kerana apa?… atau engkau tidak mahu disusahkan untuk mendidik cara hidup Islam padanya? Engkau juga harus belajar, engkau juga harus berakhlak Islam, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha mengkhatamkannya”


“Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan mendedahkan aurat, jika engkau sebagai ibunya sendiri payah untuk menutup aurat? Padahal engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan hamba Ku.”


“Engkau bicara keinginanmu terhadap calon menantumu, seolah engkau tidak percaya ayat 3 dan 26 surah An Nuur dalam Al Quran Ku. Percayalah, jika anakmu adalah anak yang solehah, maka yang sepadanlah yang dia akan dapatkan.”


“Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. Aku yang memiliki dia mutlak, Aku bebaskan dia dengan kehendak Ku. Aku tetap mencintainya, walaupun dia berpaling dari Ku, bahkan ketika dia melupakan Ku. Aku tetap mencintainya...”


“Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi amanahnya.”



Lalu... wanita itu jadi malu sendiri dengan imaginasi doa-doanya. Katanya, “Aku malu akan tuntutanku kepada-Nya... Maafkan aku ya Allah...




Isnin, 8 Oktober 2012

Dosa Dan Kesannya.....!


Dalam kita menjalani kehidupan di dunia ini, kita seharusnya berlumba-lumba untuk mendapatkan keampunan dan pahala yang banyak dari Allah Subhanahu Wata’ala sebagai bekalan di akhirat nanti. Walau bagaimanapun sebagai hamba Allah, kita tidak terlepas daripada melakukan kesalahan dan dosa, sama ada kecil atau besar, sengaja atau pun tidak. Ini kerana sifat semula jadi manusia yang lemah dan mudah tunduk kepada keinginan hawa nafsunya. Tetapi itu bukanlah alasan bagi membolehkan berbuat dosa kerana orang yang beriman setentunya taat kepada perintah Allah dan sunnah Rasulullah, dan tidak akan mudah kalah oleh hawa nafsu, sebaliknya berusaha menghindarkan diri dari melakukan dosa dan maksiat. Allah swt dalam Surah Ali ‘Imran ayat 133, tafsirnya :

“Dan segeralah kamu kepada mengerjakan amal-amal yang baik untuk mendapat keampunan dari Tuhan kamu dan mendapat syurga yang bidangnya seluas segala langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”.

Sebenarnya perkara dosa dan maksiat ini tidak boleh dipandang ringan kerana setiap perbuatan yang kita lakukan pasti akan mendapat balasan daripada Allah sama ada di dunia atau di akhirat. Dan ingatlah bahawa balasan dan kesan daripada dosa itu boleh saja Allah timpakan bila-bila masa dan tanpa kita sedari.

Adapun di antara kesan-kesan akibat dari perilaku dosa dan maksiat itu ialah,

Pertama : Menggelapkan hati kerana kegelapan dan kekerasan hati membuat manusia itu semakin jauh dari kebenaran dan rahmat Allah swt. Oleh itu hati perlu dijaga dan digilap selalu dengan zikir dan melaksanakan perintah Allah serta menjauhi larangan Nya. Rasulullah saw bersabda maksudnya :

“Dari Abi Hurairah Radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya seorang mukmin jika ia melakukan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat, maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam”. (Riwayat Imam Ibnu Majah).

Kesan yang kedua pula ialah terhalang dari mendapat rezeki. Perkara ini telah disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, maksudnya :

“Dari Sayuba ia berkata : Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam : Tiada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan. Dan tiada suatu yang dapat menolak takdir kecuali doa. Dan sesungguhnya seorang itu diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya”.

Adapun kesan yang ketiga pula ialah hawa nafsu akan menguasai diri. Bila hawa nafsu telah menguasai diri manusia, sudah setentunya mereka tidak akan dapat menilai tentang kebaikan dan keburukan sesuatu perkara. Mereka juga akan terus hanyut dibuai keseronokan yang akhirnya membawa padah yang buruk dan mendapat kemurkaan daripada Allah. Firman Allah swt dalam Surah Al Jaatsiyah, ayat 23 tafsirnya :

“Dengan yang demikian, bagaimana fikiranmu wahai Muhammad terhadap orang yang menjadikan hawa nafsunya : Tuhan yang dipatuhinya dan ia pula disesatkan oleh Allah kerana diketahuinya (bahawa ia tetap kufur ingkar), dan dimeterikan pula atas pendengarannya dan hatinya serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah lagi yang dapat memberi hidayah petunjuk kepadanya sesudah Allah menjadikan dia berkeadaan demikian? Oleh itu, mengapa kamu wahai orang-orang yang ingkar tidak mahu beringat dan berinsaf?”.

Kesan yang keempat pula ialah mendapat azab dari Allah swt. Setiap pelaku dosa atau maksiat perlu menyedari bahawa dosa dan maksiat yang dilakukan akan mendapat kemurkaan Allah. Allah berfirman dalam Surah Asy Syuura ayat 30, tafsirnya :

“Dan apa jua yang menimpa kamu dari sesuatu kesusahan atau bala bencana, maka ia adalah disebabkan apa yang kamu lakukan dari perbuatan-perbuatan yang salah dan berdosa dan dalam pada itu Allah memaafkan sebahagian besar dari dosa-dosa kamu”.

Dari kesan-kesan dosa dan maksiat yang dijelaskan tadi, apakah tidak timbul kesedaran di dalam diri kita untuk menginsafi segala perbuatan dosa dan maksiat yang telah kita lakukan. Apa yang penting ialah kita hendaklah sentiasa muhasabah diri, bertaubat, berdoa dan seterusnya berazam untuk kembali ke jalan yang benar dan lurus serta diredhai Allah. Semoga dengan demikian, Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang akan sentiasa melimpahkan rahmat dan belas kasihan Nya kepada kita semua sehingga dengannya kita dapat hidup aman bahagia di dunia dan di akhirat. Amin Ya Rabbal’alamin.

Firman Allah swt dalam Surah An Nuur, ayat 31 tafsirnya :

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu berjaya”.

Isnin, 1 Oktober 2012

puasa si miskin...!

Antara pelajaran yang paling memberikan pengajaran padaku dalam meniti perjalanan hidup ini...

Aku telah menemui sebuah rumah yang usang. Rumah itu hanya berdindingkan buluh bertanggakan batang kelapa. Di serambi rumah itu ada beberapa anak kecil yang kelihatan lesu dan letih. Aku hampiri mereka lalu bertanya kepada yang paling tua antara mereka, seorang kakak yang berumur baru kira-kira 11 tahun: 

"Mana emak? " "Mak pergi menoreh," jawabnya. "Mana bapak?" "Bapak pergi kerja..." "Habis tu adik yang kecil ini siapa yang jaga?" Di situ ada seorang bayi dalam lingkungan umur 5 bulan. 

"Adik ini sayalah yang jaga." Jawab budak berkenaan. "Awak ada berapa orang adik-beradik? " "Sepuluh." "Adik ni yang ke berapa?" "Saya yang kelapan." "Mana abang-abang kamu pergi?" "Tolong emak menoreh." "Adik puasa hari ini?" "Sama je pakcik, puasa ke tidak.. Kami ni makan sekali je sehari..."Jawabnya. 

Mendengar kata-kata itu aku sungguh terharu. Lalu aku bertanya lagi "Adik bersekolah dimana?" "Saya tak sekolah.. Emak bapak tak mampu..". "Bapak kerja apa?" "Tangkap ikan kat sungai nak buat lauk". 

Budak itu memberitahu, lebih baik bulan puasa berbanding bulan lain kerana pada bulan puasa mereka dapat makan kuih. Ada saja orang yang hantar. 

Aku berlalu dari situ dengan seribu satu keinsafan. Kebetulan disimpang jalan ada orang menjual daging lembu tempatan. Aku beli satu kilo tulang lembu. Di kedai runcit pula, aku beli rempah sup dan sepuluh kilo beras untuk disedekahkan kepada keluarga itu. 

Bila saja aku beri barang-barang itu pada adiknya, dia melompat kegembiraan sambil menjerit "Yeh yeh..! Kita dapat makan daging malam ni..!". Aku bertanya kepada si kakak mengapa adiknya girang sangat. Dia memberitahu aku, sejak dari raya korban tahun lepas baru sekarang mereka berpeluang makan daging lembu sekali lagi. 

Seminggu kemudian aku datang lagi ke rumah itu. Bila mereka melihat aku datang, mereka girang menyambutku di pintu rumah. Kebetulan pada hari itu aku sempat berjumpa dengan ibu mereka. 

Sungguh menyedihkan cerita yang aku dengar: 

Anak yang berumur 4 tahun itu memberitahu padaku bahawa mereka sudah seminggu makan sup tulang yang aku berikan hari itu. 

"Tiap-tiap hari mak buat sup, sedaplah pakcik.." 

Aku bertanya kepada emaknya macam mana dia lakukan hinggakan sup itu boleh tahan sampai satu minggu? 

Dia memberitahu padaku bahawa pada hari pertama dia merebus tulang itu,dia telah berpesan kepada anak-anaknya agar tidak membuangkan tulang yang telah dimakan. Dia kutip semula semua tulang-tulang itu dan merebusnya semula untuk dimakan pada hari berikutnya. Itulah yang dia lakukan setiap hari. 

Dia berkata "Kalau tidak dapat makan isi, hirup air rebusan tulang pun dah lebih dari cukup untuk anak-anak saya. Dia orang suka sangat." Aku bertanya lagi "Upah menoreh berapa makcik dapat?" "Cuma RM3.00 sehari." "Ayahnya bekerja macam mana" "Kalau dia dapat ikan itulah yang dibuat lauk setiap hari." 

Rupa-rupanya aku terlupa bahawa aku sebenarnya hidup dalam keadaan mewah.. 

Pernahkah anda menghirup air rebusan tulang yang direbus semula sepanjang hidup anda? Atau adakah anda buang saja tulang itu beserta daging-daging yang ada padanya kerana anda kata ianya "TAK SEDAP"? 

Mungkin kita sudah terbiasa hidup senang hinggakan kita lupa bahawa kalaupun kita susah, masih ramai lagi orang yang lebih susah dari kita. 

Mudah-mudahan menjadi tauladan bagi kita dan hendaklah sentiasa bersyukur dengan apa yang ada pada kita. Hidup kita susah hidup orang lebih lagi....