Jumaat, 13 April 2012

jangan pernah menyerah..!


Sekadar berkongsi pengalaman diri untuk sama-sama renungkan pelajaran yang boleh dikutip untuk diri masing-masing.


Suatu hari tidak berapa lama dulu, saya berada dalam kesedihan yang amat sangat dengan kehidupan, sama ada berhubung dengan masalah perniagaan, mahupun keretakan rumahtangga serta kepincangan hubungan kekeluargaan. Segalanya datang bertimpa-timpa... Saya sedang merenung kesulitan hidup sambil berjalan di tengah hutan.


Lalu, saya memutuskan untuk berputus asa...menyerah. Saya menyerah kalah pada perniagaan, menyerah kalah pada semua hubungan kekeluargaan saya,… Saya ingin menyerah kalah pada hidup saya.


Saya protes pada Allah. Protes terakhir yang akan saya lakukan.


“Ya Allah...” ujar saya. “Tolong beri saya satu alasan untuk tidak berputus asa”

Sebuah suara hadir dengan perintah-Nya membuat saya terkejut … “Lihat sekelilingmu, adakah kamu melihat rumput-rumput dan rumpun buluh itu.”

“Ya.” saya menjawab.

“Ketika Allah menanam benih rumput dan benih buluh. Allah memelihara mereka. Allah memerintahkan matahari menyinarinya, dan Allah perintahkan hujan menyiraminya. Rumput-rumput itu tumbuh dengan cepat, membuat tanah ini menjadi hijau dan kelihatan sangat indah. Namun benih buluh itu belum juga tumbuh, Allah yang Maha Tahu tidak menyerah atau berhenti menunggunya.

Pada tahun kedua, rumput-rumput itu semakin banyak dan semakin tinggi, tetapi belum ada lagi tanda-tanda yang timbul dari benih buluh. Allah tetap memerintahkan matahari menyinari dan hujan menyiraminya.”, kata suara tersebut.

“Selepas tiga tahun, belum juga buluh itu betunas. Allah tetap memeliharanya.”

“Tahun keempat, sekali lagi tetap belum kelihatan tanda-tanda kehidupan dari benih buluh. Allah tetap memberikan yang terbaik buat rumpun buluh itu”, kata suara itu lagi.

“Kemudian, pada tahun kelima, sebuah tunas kecil muncul dari dalam tanah. Dibandingkan dengan rumput-rumput itu, ia hanyalah tunas yang sangat kecil... Tetapi, selepas 6 bulan kemudian, tunas buluh itu membesar ke atas mencapai 20 meter. Sebenarnya, ia telah menghabiskan lima tahun untuk menumbuhkan dan menyebarkan akarnya. Menjadikan akar yang kuat dan memberikannya apa yang diperlukan untuk bertahan hidup.”

“Allah tidak akan memberikan ujian kepada ciptaan-Nya jika mereka tidak mampu melaluinya.” Suara itu berkata kepada saya. “Tahukah kamu, jika selama ini kamu telah berjuang dalam kehidupan, sebenarnya kamu sedang menumbuhkembangkan akar-akar kehidupan dalam dirimu.”

“Allah tidak menyerah pada buluh, begitu jugalah Allah tidak akan membiarkan kamu hanyut dengan kehidupanmu. Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.”

Suara itu berkata, ”Buluh memiliki tujuan yang berbeza dibandingkan dengan rumput. Namun kedua-duanya menjadikan hutan ini indah.”

“Waktumu akan datang” Suara itu berkata kepada saya. “Kamu akan menjalani kehidupan yang begitu indah dan mulia.”

“Seindah dan semulia apakah kelak kehidupan saya?”, saya bertanya.

“Setinggi manakah buluh akan membesar?” Suara itu membalas dengan sebuah pertanyaan.

“Setinggi mungkin yang dapat ia capai.” saya menjawab.

“Ya.” Suara itu menjawab. “Berikan kemuliaan pada Allah dengan membuat hidupmu seindah yang dapat kamu ciptakan. Jalani kehidupan setinggi mungkin, sesuai dengan kemampuan kamu.”

“Siapakah kamu, wahai suara yang menuntun kepada kebaikan?”, Tanya saya.


Suara itu menjawab, “Aku adalah hamba Allah yang diperintah untuk menyampaikan pesan pada kamu yang tenggelam dalam kedukaan”


“Siapakah namamu, wahai suara yang tidak berwajah?”, Tanya saya lagi.


“Saya ialah hamba Allah yang diberikan nama oleh-Nya ......” (maaf, cukuplah ia menjadi rahsia saya sahaja)


Saya meninggalkan hutan itu dan pulang ke rumah. Kini, baru saya merasa bersedia untuk bercerita tentang sedikit pengalaman hidup kerohanian yang saya lalui dan membawa kisah ini di ruangan ini sebagai perkongsian bersama saudara semuslim...



Niat saya membuka kisah ini, selain daripada pengajaran agar jangan pernah berputus asa dalam mengharap pada Allah walau dirasakan lambat hadirnya pertolongan, ialah agar kita benar-benar menjaga hati menurut kemampuan, bukan sekadar kita berprasangka merasa ia telah bersih. Dengan izin Allah, pertolongan Allah pasti datang walau dalam apa jua bentuk yang Dia kehendaki dan pada masa yang Dia tetapkan...




Tiada ulasan:

Catat Ulasan